Mobil pun
berhenti, tembok tinggi itu terlihat jelas, berdiri dihadapanku setinggi
langit, entah bagaimana tembok ini dibangun dan disusun, Saya tidak bisa
melihat ujungnya.
“Selamat siang,
Pak! Mendung yaa, sudah seperti sore hari padahal masih siang…,” sang Sopir
berbicara dengan seseorang yang berseragam lengkap, tubuhnya seperti tertutup baju
logam, helmnya keren berwarna merah, dia memegang senapan di dadanya.
“S… E… E… D…,
Seed?” tulisan berwarna putih di bahu orang itu tampak jelas.
“Social,
Economic and Environmental Development… “
“Apa itu
artinya?”
“Polisi…,” jawab Kevin singkat, matanya
memandang ke arah tumpukan hitam rongsokan jauh disana di Distric-25, Polisi…
“Hei
Kaleng!! Kalau diajak ngobrol itu jawab donk!,” dia tak bergeming.
“Oh
Tidak...!!! dia mendekat…” bugh… bugh…
bugh… derap kakinya berat.
GLAAGGG!!! Tiba-tiba saja gerbang
terbuka, sang Sopir melaju kembali perlahan. Saya lega, pertemuan dengan polisi
selalu saja menyisakan rasa takut. Saya tak percaya ada orang seperti itu yang
bekerja hanya untuk menjaga gerbang sendirian.
“Dia
bukan manusia kok…,” tiba-tiba Kevin berkata, apa? Dia membaca pikiran Saya
lagi?
Mobil
bergerak masuk ke dalam lorong gelap, tiba-tiba ada seperti 2 garis lurus
bersinar di sepanjang tepi jalan, dingin. Saya tidak bisa melihat apa-apa di
depan sana. Mobil pun berhenti.
“Bantu
Aku…,” hah??
“Bantu
apa?,” Saya samasekali tidak mengerti apa yang dikatakan Kevin, sekarang dia
sering mengatakan hal-hal yang…
“Bantu
Aku dengan do’a… mudah-mudahan kita bisa melewati lorong ini dengan selamat,”
Kevin tertunduk lagi.
Apa
maksudnya melewati lorong ini dengan selamat? Apa sebelumnya ada yang tidak berhasil
melewati lorong ini dengan selamat? Berakhir dalam keadaan terluka? Mati? Hah!!
MATI…
ZZLLLLLRRRDDD… cahaya merah seperti
tembok laser tampak di depan kami. Piiiippp…
Piiiippp… Piiiippp… bagian depan mobil masuk menembus tembok laser,
perlahan terus masuk dan berhenti pada tempat sopir duduk. Piiiippp… Piiiippp… Piiiippp… suara itu terdengar lagi, entah apa
yang sedang terjadi saat ini.
“Kita
Akan pulang, Kal… Aku berjanji akan membawa kamu pulang,” Kevin masih saja
tertunduk, sepertinya pulang adalah... ZZLLLLLRRRDDD…
mobil kembali bergerak, cahaya merah itu mulai mendekati Saya dan Kevin.
Ya
Allah, sebenarnya Saya ada dimana?? Selamatkan jalan Saya ini Yaa Allah… Saya
tidak tahu apa yang akan terjadi diluar sana, tapi setidaknya biarkan Saya
tetap hidup. Kalaupun saya tidak bisa bertahan. Tidak bisa melewati tembok ini,
mudah-mudahan Engkau selalu menjaga Ibu… Ibu… Ibu… Saya ingin pulang, Ibu…
Haikal kangen Ibu, maafkan Haikal yang sering nakal, sering gangguin Melisa…
Melisa… jagalah Ibu, mungkin Kakak tidak bisa pulang dalam waktu dekat, jagalah
dia Melisa… Ya Allah…
ZZLLLLLRRRDDD… cahaya itu makin
mendekat, perlahan tubuh Saya masuk kedalam sinar itu, Kevin di depan Saya
masih saja tertunduk, paha kiri, pundak, telinga Kevin mulai masuk… mata,
hidung seluruh tubuh kami masuk ke dalam tembok laser itu, semuanya terlihat
merah, silau.
Ya
Allah, Saya ingin pulang…
Piiiippp… Piiiippp… Piiiippp… gelang di
tangan Kevin berkelip lalu padam. Kenapa?? Itu?? Saya tidak mengerti, apa ini
saatnya?? Saat penentuan layak untuk lewat atau tidak?. Piiiippp… Piiiippp… Piiiippp… kini gelang ditangan Saya yang
berkelip…. Piiiippp… Piiiippp… Piiiippp… bunyinya
makin keras, tidak… Saya memejamkan mata.
Ya,
Alloh ampuni Saya pernah nyolong jambu di rumah Bu Narto… ampun banget, ga kan
ngulangi lagi deh… dulu pernah nyontek juga, tapi itu kepepet, Ya Alloh engkau
juga pasti ngerti …
Brummm… Saya tidak sanggup melihat apa
yang akan terjadi nanti, Saya pasti masuk penjara, dibunuh, dibuang, disiksa. Polisi,
tembok pembatas… Penyelundupan?? Pantas saja Kevin meminta Saya untuk berdo’a, ini
sepertinya akhir hidup Saya.
Angin
bertiup menyapu rambut Saya. Tidak!! Apakah sekarang semua hukuman untuk Saya
sang penyelundup akan dimulai ?? Ibuuu… Haikal sayang Ibuuu….
“Kal,
udah woii!!”
“….”
Hah?.
Perlahan
Saya membuka mata dalam takut, benar-benar takut, tapi ini hangat, cahaya
matahari hangat jatuh di pipi Saya, Saya melihat ke sekitar, di sebelah kanan
Saya tembok tinggi menjulang semakin menjauh, oh bukan… kami yang menjauh dari
tembok itu, tembok yang seperti memisahkan dua dunia, , langit tampak cerah,
kemana Tuhan akan membawa Saya pergi…
Saya sedang sibuk
Bandung, 25 Mei 2016
Wah tumben bukan Iman lagi :D
BalasHapusMenarik sih Man, tapi gua agak bingung sebenernya apa yang terjadi. Siapa Kevin dan Haikal, apa mereka mati pada akhirnya? Atau dibawa ke tahanan? Atau bukan itu sama sekali?
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus