Kamis, 04 Februari 2016

[KETUMBI] Eclipse

Tepat dihadapanku, duduk seorang gadis bernama Candra yang sedang membelakangi matahari senja. Warna keemasan yang memancar begitu kuat dari luar jendela itu membuat figur sang gadis dalam kepedihannya menjadi sangat indah...

Dengan kaos polos cream lengan pendek dan rok motif bunga berwarna oranye panjang dari pinggul ke betis membentuk piring tidak sempurna di lantai, tubuh tinggi semampai itu separuh meringkuk bagai bunga Terulak yang layu sebelum mekar di malam hari. Setetes demi setetes jatuh air matanya menghantam bumi.
Namun suaranya tertutup detik jarum jam yang berputar tanpa ampun.

Apa benar, waktu menyembuhkan segalanya?
Ini sudah hampir dua jam aku melihat ia luruh perlahan-lahan. Seperti lilin...

Sebelumnya, ia berusaha menahan jeritan hati yang terus memberontak keluar dari mulut mungil itu.
"...Lelaki bajingan!!" pekiknya tertahan "Dasar makhluk paling hina!" ...dan segudang umpatan lainnya.

Jangan salah sangka, ia dikhianati kekasihnya, bukan aku. Aku bahkan tak tahu seperti apa kejadian sebenarnya hingga ia bisa mendapati sang kekasih ternyata berselingkuh.

Candra sama sekali tidak menjelaskan. Seperti lilin, amarahnya meraup seluruh logika dan kata-kata yang ia miliki selama 22 tahun itu.

Sesekali aku menepuk pundaknya. Ia terus menunduk. Sesekali ia terisak, ketika aku menyingkirkan rambut ikal panjangnya yang menjuntai sebagian kedepan. Menghalangi jatuhnya air mata ke lantai.

...Aku bisa apa? bisikku dalam hati sambil menarik dan mengeluarkan nafas panjang.

Aku sebenarnya menikmati pemandangan indah ini. Candra bagai lukisan gerhana matahari. Aku ingin mengabadikannya dalam potret sempurna namun ia terlalu berbahaya saat ini untuk menerima kebodohanku.

Dalam ruang klub fotografi ini, aku;  Arka, tengah memandang Candra yang menjadi teman lama sejak kecil. Mendengar makiannya terhadap seluruh makhluk yang terlahir sebagai lelaki. Aku termasuk dihina-kan olehnya.

Apa benar waktu akan berbicara?
Hingga kelak matahari yang berada didepannya ini menjadi sumber yang membuat sang rembulan makin bercahaya...

8 komentar:

  1. so sweet... Erika, cowo.. Candra cewe.. nanti ada si Pussy, itu se ekor anjing :))

    BalasHapus
  2. so sweet... Erika, cowo.. Candra cewe.. nanti ada si Pussy, itu se ekor anjing :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada yang namanya Candra Kirana kan? OAO *tabokin Yoga, mewakili seluruh wanita bernama Candra

      Hapus
  3. Masukan dari aku yaa dikit ajah cc ..

    Di paragraf emm 3 kayaknya yaa,, ada kata2 "seperti lilin" lalu terputus, dibawahnya paragraf 6 juga ada "seperti lilin", kali ii dijelaskan kenapa si Candra seperti lilin :), mungkin dua paragraf ini bisa digabung :D

    Ide Eclips-nya keren, tapi somehow penuturan keadaan si Candra terlihat seperti eclips nya terasa masih kurang, mungkin kamu bisa kasih detail keadaan di ruang klub fotografi untuk memperkuat kesan eclips nya.

    Setetes demi setetes jatuh air matanya menghantam bumi.
    Namun suaranya tertutup detik jarum jam yang berputar tanpa ampun.
    ampuunnnn :)

    Tulis di Hape, edit di kompi ajah ndes :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. "
      Di paragraf emm 3 kayaknya yaa,, ada kata2 "seperti lilin" lalu terputus, dibawahnya paragraf 6 juga ada "seperti lilin", kali ii dijelaskan kenapa si Candra seperti lilin :), mungkin dua paragraf ini bisa digabung :D"

      iya nih, gue suka begitu karena dulu lebih sering nulis puisi or sejenisnya ketibang nulis cerita, jadi kebawa2.

      "Ini sudah hampir dua jam aku melihat ia luruh perlahan-lahan" << itu yang gue maksud seperti lilin, meluruh. tapi emang ga bagus aja ngebawainnya jadi kayak ga sampe.

      sebenernya gue buntu kalo nulis romance, jadi pengen buru2 kelar (WOY) *experiment lagi.

      Hapus
    2. btw Thanks jeimaaaaaaaaaaaan! *cium Jeiman pake Hanang

      Hapus
  4. Ndes, coba untuk sementara lu ga pake bahasa yg stylistic dulu sebelum lu bisa plotting dan mematangkan karakter-karakter. Gw merasa lu seneng pake bahasa berbunga-bunga tapi ceritanya membingungkan hahaha. Semuanya vague, dan pengalaman pembaca untuk berusaha paham alurnya terganggu dengan kalimat-kalimat cantik.

    Kerjasama ama pembacalu. Tolong mereka mengalami rangkaian cerita dan memahami karakter-karakternya, jangan mengalienasi mereka.

    Gitu duluuuu. Semoga membantuuu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mas, yang tema minggu depan lagi dicoba pake bahasa yang biasa sih, setelah dikomen jei jei

      Hapus